Toko Pasutri

Rabu, 09 Januari 2013

Kenapa Ada Sekolah dan Pekerjaan Perlu Tes Keperawanan?


Negara berkembang seperti Indonesia banyak belajar dari negara-negara barat, bahkan sampai hal-hal negatif pun ikut ditiru. Salah satunya adalah pergaulan bebas yang marak di kalangan remaja. Hingga pada akhirnya beberapa pihak menggulirkan wacana perlunya melakukan tes keperawanan di sekolah.

Wacana tersebut sempat mencuat pada tahun 2010 lalu lantaran beberapa pihak merasa resah dengan maraknya seks bebas dan tingginya angka kehamilan tak diinginkan di kalangan pelajar. Tujuannya adalah membuat remaja-remaja yang penasaran ini jera.

Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jambi, Bambang Bayu Suseno, adalah yang pertama kali mengusulkan perlunya tes keperawanan dalam penerimaan siswa baru di SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Usulan ini kemudian disambut dengan pro kontra di kalangan masyarakat luas.

Pada akhirnya, usulan ini kandas karena ditentang oleh banyak pihak dengan alasan diskriminasi terhadap perempuan serta mematahkan harapan generasi muda yang ingin meneruskan sekolah. Selain itu, keperawanan bukan merupakan ranah dunia pendidikan.

Namun beberapa institusi pendidikan militer atau kedinasan ternyata melakukan tes keperawanan saat menyeleksi mahasiswa baru. Padahal institusi seperti ini jelas memiliki aturan yang amat ketat sehingga kecil kemungkinan bagi para siswa dapat terlibat dalam pergaulan bebas.

Tapi menurut dokter yang bertugas di TNI Dr Frits Max Rumintjap, SpOG(K), MARS mengatakan tes keperawanan di sekolah militer tujuannya lebih untuk memantau kondisi kesehatan reproduksi.

"Tes keperawanan ini bukan seperti yang dibayangkan. Sebenarnya tes ini dilakukan untuk melihat adanya kelainan dalam organ reproduksi perempuan. Kesehatan perempuan memang lebih diperhatikan karena memiliki vagina yang rentan terserang penyakit. Bisa saja nanti hasilnya ditindaklanjuti secara klinis atau psikologis," kata Dr Frits Max Rumintjap, SpOG(K), MARS, dokter spesialis kandungan yang juga merupakan Kasubdin Pelayanan Kesehatan Mabes TNI AU kepada detikHealth, Rabu (19/9/2012).

Dr Frits menjelaskan bahwa seleksi penerimaan beberapa institusi pendidikan militer berupaya mencari siswa yang benar-benar sehat baik fisik maupun mental. Oleh karena itu kondisi kesehatan reproduksi tidak bisa dianggap remeh. Sumber.

BACA JUGA ARTIKEL BERIKUT INI:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Selaput Dara. Info Seputar Ibu Hamil, Anak, Bayi dan Balita...